Selasa, 01 Maret 2011

Pengalaman Pertama Melukis Di Atas Kanvas

Setelah kurang lebih  4 tahun Ferry.Jr corat-coret di atas kertas (belum sempat up load portofolionya),kali ini Ayah memberi lampu hijau pada Ferry,Jr untuk melukis di atas kanvas. Sudah sejak lama sih,dia minta, tapi karena beberapa pertimbangan (termasuk biaya yang tidak cukup murah juga ,he,..he,..) baru kali ini Ayah meluluskan permintaannya.
Sebelumnya , Ferry,Jr. diminta membuat sketsa pendahuluan di kertas untuk membangun visi saat dia melukis. Keesokan harinya Ferry,Jr sudah siap untuk membuat sketsa pensil langsung di atas kanvas. Ayah belum membolehkan Ferry,Jr mencampur cat akrilik sendiri,jadi Ayah yang bertugas meramu cat akrilik warna dasar menjadi warna yang diminta Ferry,Jr. Mulailah dengan asyik Ferry,Jr menuangkan imajinasinya di atas kanvas ditemani guru privat, Ayah. Lokasi melukis di ruang tamu sekaligus ruang terima praktek dokter Bunda, karena ruang itulah satu-satunya lantai berkeramik yang asyik buat "ndeprok" . Begini nih,situasinya
Belajar melukis di atas kanvas pertama kali bersama Ayah
Kebetulan Bunda bisa temani Ferry,Jr  melukis sepulang kerja,jadi tambah semangat deh nglukisnya.
Setelah selesai dan setengah kering Ayah masih memberikan arahan finishing di luar imajinasi Ferry,Jr sendiri,tapi yang melakukan tetap Ferry,Jr sendiri lho!!!! Finishing touch anjuran Ayah antara lain membuat titik-titik merah di antara rerimbunan rumput dan pohon dengan menggunakan lidi yang ditotolkan ke dalam cat akrilik. Oh ya cat akrilik yang kami gunakan jenis yang murah.Belinya botolan 3 warna primer. Harganya macam-macam. Ada yang Rp 24.000,- per botol ada yang lebih mahal terhantung merk nya. Trus dari warna primer Ayah mencampurnya menjadi warna-warna yang dikehendaki Ferry,Jr. "Besok-Besok,kalau melukis lagi Ferry,Jr. juga harus bisa mencampur warna sendiri." kata Ayah



Bunda temani Ferry,Jr melukis sepulang dari Puskesmas
Setelah lukisan Ferry Jr jadi,Bunda tanya mau diberi judul apa? Ferry,Jr bilang judulnya RACING CAR. "He,..he,..
masa racing car mobilnya cuma dua?yang satu salah jalan lagi?"
"Iya Bun,mobil "kotrik"-nya terjebak rumput.
"Oke de,..."
Tapi setelah dipikir-pikir ia mengimbuhkan , "Apa enaknya diberi judul "KOTA GUCIALIT" aja ya?"
Gucialit adalah nama desa kami.Situasinya memang pegunungan. "Yah,..boleh juga,..."
" Nanti lukisannya Ferry di masukkan katalog di sebelahnya Ayah ya?"ia menunjuk salah satu katalog pameran Ayah.
Ferry,jr berpose bersama karyanya
Mmmmh,........
Karya Ferdussi : "KOTAGUCIALIT" akrilik on canvas

Senin, 28 Februari 2011

Ultah Ayah


Beberapa waktu lalu di bulan Februari , aku&Ferdussi merencanakan perayaan ultah ayah secara sederhana. Ferdussi mengusulkan agar aku membuat kue donat kesukaan ayah. Ditengah-tengah proses pembuatan ia punya ide membentuk angka 33 sesuai usia ayah. Ferdussi terlibat aktif dalam proses pembuatan donat,mulai dari awal, sampai pencetakan. Bagian yang paling ia suka saat membentuk donat aneka bentuk. Adonan donat menjadi semacam clay yang dibentuk menjadi wajah ayah, wajah uti, UFO dan lain sebagainya. Bentuknya tentu acakadut tak karuan. Tapi ia senang sekali, apalagi setelah digoreng dan membuat pesta kecil-kecil untuk ayah. Surprisedd,.....!!!!!!

Sabtu, 26 Februari 2011

Eksperimen Biji Kedelai

Terinspirasi oleh Bu Maria & Pandu , (http://pandu.punyaweb.co.cc/)Kali ini saya & Ferdussi bereksperimen bersama meneliti bagaimana proses biji-bijian tumbuh menjadi tanaman.


Pada saat saya  SD kalau tidak salah ingat,saya mendapatkan materi ini di kelas 3. Tapi saya memberikannya pada Ferdussi sekarang (usia 51/2 tahun) karena keingintahuannya pada tanaman demikian besar. Maklum, saya seringkali mengajaknya mencari benih tanaman di kebun & menyebarnya di polybag. Beberapa tanaman kami sudah tumbuh subur,bahkan barusan kami panen kemangi di belakang rumah untuk pengharum sup ikan gurami.
Wah ternyata Ferdussi antusias sekali mengikuti perkembangan biji kedelai yang kami tanam dari hari kehari. Tepat hari ke 5 tangkai dan daun muncul dengan cantiknya. Tantangan berikutnya adalah bagaimana mengelaborasi proses ilmiah itu dalam kekuatan spiritual yang sangat kami harapkan untuk dimilikinya kelak. Mudah-mudahan Allah yang maha berilmu memberikan jalan pikiran yang jernih & lancar bagi kami orangt tuanya untuk membimbingnya .Amin